» Website: https://www.sripari.com » Email: redaksi.sripari@gmail.com » Alamat: Redaksi Tuban: Jalan Raya Logawe nomor 359 Rengel 62371, CP/WA: 082231041229. Redaksi Surabaya: Jalan Kebonsari Raya nomor 26,CP/WA: 082333695757. » Telepon: .

■ Tuban Barometer

Bupati Tuban Tegaskan Santri Pahlawan Nyata Pembangunan
24 Oktober 2016 | Tuban Barometer | Dibaca 2221 kali

Santri memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan lulusan sekolah umum, khususnya pengetahuan dan kecerdasan di bidang spiritual dan akhlak. Kini saatnya pemerintah perlu memberi ruang yang cukup, termasuk iklim kondusif kepada para santri dan pesantren agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan.

 

SRIPARI.COM, Tuban-Penegasan tersebut disampaikan Bupati Tuban Fathul Huda usai memberikan amanat pada apel akbar hari santri nasional (HSN) yang digelar di Alon-alon Kota Rengel, Sabtu (22/10/2016) pagi.

Menurut dia, pesantren tak cukup hanya mencetak para santri yang memiliki kompetensi tinggi. Tetapi juga harus mampu menciptakan produk kreatif dan inovatif yang dapat dikontribusikan ke ranah industri bernuansa Islami.

Untuk itu, sambung dia, terdapat tiga hal yang perlu dikembangkan di tingkat awal. Yaitu pengembangan kelembagaan pesantren, sumberdaya dan jaringan pesantren. Hanya saja, meningkatkan daya saing dan kompetensi santri tidak terlepas dari program dan kebijakan yang ada di ranah pendidikan, riset dan inovasi, sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Indonesia.

Sejak masa Orde Baru sampai Orde Reformasi sekarang, pesantren semakin memperluas perannya dalam pembangunan masyarakat.

"Berbagai kegiatan dalam pembangunan terutama yang berkaitan erat dengan pembangunan masyarakat, pesantren selalu berpartisipasi di dalamnya. Dari masa ke masa santri sejatinya telah terlibat aktif dalam berbabagai proses pembangunan. Santri adalah salah satu pahlawan pembangunan yang nyata," tutur Fathul Huda.

Dikatakan, sejak masa orde baru sampai orde reformasi sekarang, pesantren semakin memperluas perannya dalam pembangunan masyarakat.

Pada masa pembangunan, sambung Huda, pesantren tidak lagi hanya terfokus pada pendidikan agama semata. Tetapi telah meluas perannya untuk mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum, yang dimasa penjajahan sengaja dipisahkan.

Upaya memadukan ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu agama di pesantren, dimulai dengan perluasan kurikulum pendidikan di pesantren. Pesantren tetap menjadi pusat pendidikan agama yang mengajarkan mata pelajaran agama seperti fiqh, bahasa Arab, nahwu sharaf, balaghah, tafsir, hadist, tasawuf dan lainnya, tetapi juga diajarkan mata pelajaran matematika, fisika, geografi, sejarah dan sebagainya. []

M ZAINUDDIN