Pemkab Tuban dihadang pekerjaan rumah (PR) besar kendati langkah penataan dan penyesuaian pedagang di Pasar Baru Bangilan yang disuntik dana revitalisasi pasar tahun 2019 sudah selesai.

sripari.com | tuban-Ketua DPRD Kabupaten Tuban Miyadi menjelaskan salah satu PR besar itu pemerintah daerah dalam hal ini Pemkab Tuban masih harus menanggung biaya operasional pasar sebab belum bisa menarik retribusi dari pedagang.

Menurut dia, pasar baru Bangilan yang disuntik APBN 2019 melalui proyek revitalisasi pasar sekarang ini statusnya masih menjadi aset pemerintah pusat.

"Selama belum ada penyerahan aset dari pusat ke daerah pedagang tidak boleh ditarik retribusi. Tapi pemda (Pemkab Tuban) tetap menanggung biaya operasional Pasar Bangilan," tegas Miyadi kepada pewarta sripari.com, tengah pekan ini.

Dia juga mengatakan struktur bangunan pasar baru yang berada di belakang pasar lama tersebut tidak sama, sehingga dalam penataannya harus menyesuaikan dengan karakter dan kondisi kerumitan para pedagang.

"Karena prototipe pasar yang baru tidak sama dengan kondisi yang lama. Kondisi kerumitan menyesuaikan dengan pemilik kios dan los yang lebih dari dua bahkan tujuh. Itu kondisi Pasar Bangilan yang baru (revitalisai) saat ini." jlentreh Miyadi.

Namun demikian, sambung politisi PKB yang tinggal di Desa Montong Sekar Kecamatan Montong ini, langkah penataan dan penyesuaian pedagang yang akan pndah ke pasar baru tersebut telah rampung.

Penelusuran lapangan, proyek revitalisasi gedung Pasar Bangilan yang disuntik dari APBN tahun 2019 senilai hampir Rp 6 miliar tersebut, berukuran panjang 58 meter dan lebar 36 meter serta tinggi sekitar tujuh meter. Ada 71 kios dan los.

Diintip dari LPSE Kabupaten Tuban, proyek itu dimenangkan oleh PT Visicom jakan I Gusti Ngurah Rai Ruko Mall Klender Blok B II No 12 Lt 3 RT 008 RW 006 Klender Duren Sawit Jakarta Timur.

Sementara pada waktu bersamaan Pasar Bangilan juga dilakukan pengerjaan kegiatan kontruksi revitalisasi pasar yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2019 dengan nilai kontrak Rp 1,3 miliar yang dilaksanakan oleh CV Dwi Karya asal Kecamatan Jatirogo. Proyek dikerjakan dalan rentang Juni hingga November 2019. []

Reporter: M Zainuddin
Editor: As ad An-Nawawi