■ Tuban Barometer
Warga Blokir Jalan ke Lapangan Migas WMA-1 Jegulo
21 Juni 2019
| Tuban Barometer
| Dibaca 1944 kali
Penolakan warga terhadap kehadiran Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) yang tengah melakukan penjelajahan lapangan migas West Mudi Area 1 (WMA-1) di Desa Jegulo, Kecamatan Soko, terus berlanjut.
SRIPARI.COM | TUBAN-Setelah sebelumnya berhasil menyegel kegiatan pengeboran air bawah tanah (ABT) yang rencananya akan digunakan untuk mobilisasi penjelajahan cadangan migas di lapangan WMA-1, kini giliran sebagian warga memblokir akses jalan menuju lokasi proyek dengan cara menyetop semua kendaraan menuju lokasi proyek. Warga secara bergantian bergerombol di mulut jalan menuju lapangan migas WMA-1 yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Warga mengklaim, aksi itu dilakukan karena sebelumnya tidak ada sosialisasi jika jalan yang terletak tak jauh dari gedung SDN Jegulo ini akan dijadikan akses massal menuju lokasi proyek. Suara mesin kendaraan yang meraung-raung serta debu imbas material yang diangkut juga jadi alasan jalan tersebut diblokir.
Warga menyebut, akibat lalu lalang kendaraan proyek itu menyebabkan ketidakstabilan dalam lingkungan.
"Yang pasti selama ini tidak ada sosialisasi sama sekali, baik dari PHE TEJ maupun Pemerintah Desa Jegulo jika jalan milik masyarakat ini akan digunakan untuk mobilisasi kendaraan proyek. Tolong jangan dipersepsikan yang aneh-aneh tentang kami (warga). Ini kami lakukan semata-mata agar ada keterbukaan informasi. Sebab imbasnya toh nanti warga juga yang jadi korban. Sebab lingkungan menjadi tidak stabil akibat dampak polusi dari armada proyek," tutur Sauzi, salah satu warga yang mengaku mendapat giliran menjaga jalan agar tetap steril dari "gangguan" kendaraan proyek yang melintas, akhir pekan lalu.
Ketika ditanya kapan mereka akan membuka jalan yang telah diblokir akhir ramadhan kemarin dilakukan, dia menegaskan setelah ada komonuikasi dengan manajemen operator lapangan migas WMA-1 maupun Pemerintah Desa Jegulo.
"Pada prinsipnya kami tidak menolak pembangunan proyek ini. Tapi sekali lagi tolong gunakan pendekataan baik secara personal maupun formal. Tolong manusiakan kami sebagai warga yang punya aspirasi," tandas dia.
Dihubungi terpisah, Humas Lapangan PHE TEJ Anton mengatakan pihaknya sudah menempuh langkah-langkah formal dan sosialisasi, baik dengan Pemerintah Desa Jegulo dan para stake holder secara komprehensif soal penjelajahan cadangan migas untuk bangsa di lapangan WMA-1.
"Termasuk menggunakan jalan desa untuk aktivitas mobilisasi kendaraan proyek kepada Pemerintah Desa Jegulo. Namun demikian kita akan terus menggunakan fungsi komunikasi dengan semua stake holder. Tapi yang jelas semua sudah sesuai prosedur," kata Anton.
Sedangkan Pj Kepala Desa Jegulo Maskuri yang dihubungi pewarta sripari.com terkait aksi pemblokiran tersebut, baik melalui sambungan telepon maupun pesan tertulis belum direspon.
Sementara pantauan di lapangan migas WMA-1 aktivitas pekerjaan menguruk dan meratakan tanah yang menjadi lokasi serta penataan infrastruktur lainya tetap berlangsung normal. Aksi pemblokiran jalan yang dilakukan sebagain warga tidak sampai merembet ke lokasi proyek.
Diberitakan sebelumnya, Pemeintah Desa Jegulo, Kecamatan Soko, bersama warga menghentikan paksa aktivitas pengeboran air bawah tanah (ABT) yang rencananya akan digunakan untuk mobilisasi penjelajahan cadangan migas di lapangan WMA-1 wilayah setempat. Insiden ini berlangsung Jumat (28/05/2019) siang. Aksi berlangsung mulus dan tidak ada perlawanan dari para pekerja yang tengah melakukan pengeboran ABT. []
Reporter: M Zainuddin
Editor: As ad An-Nawawi