» Website: https://www.sripari.com » Email: redaksi.sripari@gmail.com » Alamat: Redaksi Tuban: Jalan Raya Logawe nomor 359 Rengel 62371, CP/WA: 082231041229. Redaksi Surabaya: Jalan Kebonsari Raya nomor 26,CP/WA: 082333695757. » Telepon: .

■ Tuban Barometer

Bingung Dililit "BH" Penjaja Kuliner Rengel Mati Kendat
31 Oktober 2016 | Tuban Barometer | Dibaca 2751 kali

IDENTIFIKASI: Kapolsek Rengel AKP Musa Bachtiar saat melakukan olah TKP.

Belum kering darah korban gantung diri dua warga di Kecamatan Soko, fenomena mengakhiri hidup dengan cara serupa menjadi pilihan akhir seorang penjaja kuliner di Dusun Beron, Kecamatan Rengel, Senin (31/10/216) siang. Diduga dililit "BH" alias banyak hutang membuat Syamsiatun (49) gelap mata dan memilih memutus takdirrnya dengan cara kendat, kata lain gantung diri.

SRIPARI.COM, Tuban-Kapolsek Rengel, AKP Musa Bachtiar, mengatakan kali pertama yang mengetahui perstiwa tragis itu adalah ibu korban sendiri yakni Fatimah (69). Siang itu, sekira pukul 12.30 wib, diduga kesal karena dipanggil berulang-ulang tak juga keluar, Fatimah kemudian bergegas mendatangi korban di kamar belakang tempat biasa istirahat.

"Begitu masuk kamar, dia (Fatimah) terkaget karena menabarak sosok tubuh yang tergantung. Karena kondisi gelap dia tidak tahu siapa yang gantung diri," terang Musa di lokasi tragedi.

Begitu mengetahui yang gantung diri ternyata anaknya sendiri, sambung Musa, kontan perempuan rembang senja tersebut berteriak histeris. Para tetangga langsung berhamburan keluar rumah mencari asal suara  yang menyayat-nyayat kalbu tersebut.

Dua warga Dusun Jetis, Desa Kanorejo, masing Jaeri (48) dan Sampurno (47) yang kebetulan tengah bekerja persis di samping rumah korban langsung merapat. Keduanya berusaha menolong dengan cara memotong tali plastik warna putih yang mengikat leher korban dengan tiang beton.

Musa menjelaskan, sebelumnya korban diperkirakan menggunakan kursi sebagai pijakan untuk gantung diri. Setelah itu korban menggantungkan diri dengan cara leher diikat tali yang ditautkan tiang beton di bawah atap. Tim medis Puskesmas Pembatu Prambon Wetan yang melakukan pemeriksaan luar tubuh korban,  menegaskan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan.

"Korban murni meninggal karena kehabisan nafas akibat lehernya terjerat tali yang dipasang sendiri untuk bunuh diri," tandas Musa sesaat usai melakukan identifikasi. 

Sementara warga setempat, mengatakan beberapa jam sebelum kejadian sempat melihat korban berlari menuju sendang sambil menelepon dengan menangis. Warga menduga korban tengah menelepon suaminya yang sedang bekerja di Kalimantan. Sebelum itu, para tetangga juga sempat menyaksikan korban dimarahi ibunya sebelum akhirnya pergi ke sendang.

"Mungkin bingung banyak hutang. Katanya, suami dia (korban) bekerja di Kalimantan. Jarang pulang kelihatannya," ujar beberapa tetangga korban. []

 

M ZAINUDDIN