» Website: https://www.sripari.com » Email: redaksi.sripari@gmail.com » Alamat: Redaksi Tuban: Jalan Raya Logawe nomor 359 Rengel 62371, CP/WA: 082231041229. Redaksi Surabaya: Jalan Kebonsari Raya nomor 26,CP/WA: 082333695757. » Telepon: .

■ Tuban Barometer

[bukan] Tragedi Cinta Segitiga Calon Pengantin
17 September 2019 | Tuban Barometer | Dibaca 1795 kali
ILLUSTRASI: Triagle love. Foto: GOOGLE IMAGE DIOLAH
Flamboyan, perawan kencur sebuah desa yang dijahit Bengawan Solo belahan selatan Kota Tuban, termasuk beruntung.

sripari.com | tuban-Kisah asmara anak baru gede (ABG) yang baru saja lulus SMA di Tuban ini tergolong unik, meski orang lain mungkin bisa geleng-geleng kepala.

Begini. Flamboyan semasa sekolah dulu dikenal sebagai ABG yang los. Dia penyuka musik dan pesta. Sama sekali tak suka baca buku. Apalagi buku-buku yang menyangkut pelajaran di sekolah.

Pribadi itulah yang menggiring Flamboyan mengumbar masa remajanya sebelum jatuh ke dalam pelukan sebut saja Don Yuan cap garpu, lelaki yang tak lain tetangganya sendiri. Nostalgia pertemanan masa kanak-kanak membuat keduanya klop. Singkat kata, Flamboyan hooh saja ketika mahkota keperawanannya dicabik-cabik Don Yuan. Saking intensifnya,sudah tiga bulan ini Flamboyan "telat" alias hamil muda.

Menariknya, Flamboyan bersikap santai saja, seolah sedang tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Justru Don Yuan yang panik dan pontang-panting begitu dikabari Flamboyan ikhwal jalinan cinta terlarang selama ini sudah "berbuah".

Tentu saja Flamboyan tak perlu galau. Loh? Jika pun Don Yuan lari dari tanggungjawab, bukankah sudah ada lelaki yang dengan tulus dan iklhlas siap menerima dia apa adanya sebagai istri sah.

"Sudahlah, dik. Bertahun-tahun aku mencintai dan merindukan tubuh serta hatimu. Tak peduli apa yang ada di dalam perutmu." Begitu kata lelaki yang bagi sebagian orang tidak menggunakan logika dalam mengambli sebuah keputusan. Namun, bagi sebagian orang mungkin itulah bukti ungkapan klasik bahwa cinta itu buta.

Dari telisik pewarta sripari.com, ternyata calon pengantin lelaki itu bukan datang tiba-tiba. Petani sederhana bertetangga desa dengan Flamboyan ini ternyata jauh sebelumnya, atau ketika dia baru saja naik kelas XI atau kelas dua SMA telah datang melamarnya. Dasar Flamboyan yang sudah malas sekolah tanpa basa basi langsung mengiyakan lamaran lelaki tidak mbois dan jauh lebih tua umurnya itu.

"Jadi saat Flamboyan rentang-renteng (jalan bareng) dengan Don Yuan statusnya sudah calon istri orang. Dia itu kan statusnya sudah dalam pinangan. Ini namanya yang untung tetap Don Yuan. Kasihan calon suaminya," tutur sejumlah warga bertetangga dengan Flamboyan kepada pewarta sripari.com, Senin (16/09/2019) sore.

Sementara Flamboyan sendiri semula berusaha merahasiakan kehamilannya kepada keluarga. Aib itu terlacak keluarga setelah belakangan Flamboyan tak lagi terlihat membawa ponsel. Padahal selama ini ponsel pintarnya tersebut selalu lengket di tangannya. Setelah diberondong barulah dia mengaku jika ponselnya dijual. Rencananya untuk tambahan biaya aborsi.

Inisiatif menggugurkan bayi itu datang dari Don Yuan. Tapi kali ini Flamboyan tak mau salah jalan lagi. Meski Don Yuan bersumpah akan mengawini dia setelah lulus SMA.

Keluarga yang sudah siap menerima wirang akibat ulah Flamboyan berubah ceria. Sebab, baik pihak besan maupun calon pengantin lelaki sama sekali tak mempersoalkan apapun, kendati bagi sebagian orang sulit diterima secara nalar. []

 

Reporter: M Zainuddin
Editor: As ad An-Nawawi