» Website: https://www.sripari.com » Email: redaksi.sripari@gmail.com » Alamat: Redaksi Tuban: Jalan Raya Logawe nomor 359 Rengel 62371, CP/WA: 082231041229. Redaksi Surabaya: Jalan Kebonsari Raya nomor 26,CP/WA: 082333695757. » Telepon: .

■ Tuban Barometer

40 Hari Tidak Ada "Penampakan" Kakek ini Berubah jadi "Tengkorak"
03 Maret 2017 | Tuban Barometer | Dibaca 1866 kali
TRAGIS: Petugas medis disaksikan aparat kepolisian dan warga mengsung jasad korban ke dalam ambulan, Kamis (02/03/2017) sore. Foto: SRIPARI.COM/AHMAD AKA
Sudah lima hari terakhir ini warga di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, dibikin penasaran dari mana sumber bau busuk yang berputar-putar seantero perumahan. Masing-masing warga punya persepsi berbeda asal bau yang mengganggu tersebut.

SRIPARI.COM | TUBAN-Namun, Kamis (02/03/2017) sore, semua teka-teki pemicu tentang bau busuk itu terjawab tuntas. Rasa penarasan pun mendadak berubah histeris dan mencekam.

Ternyata bau menyengat yang timbul tenggelam tersebut berasal dari sebuah rumah kontrakan yang ditinggali Beha, kakek 60 tahun, yang aslinya berasal dari Sukolilo, Tuban.

Kakek yang nasibnya selara hidupnya yang sebatang kara tersebut ditemukan sudah tak bernyawa. Saat ditemukan jasad korban sudah nyaris tinggal kerangka terbujur kaku di dalam kamarnya.

Para warga menuturkan, sudah hampir 40 hari korban yang sehari-harinya berjualan perabot rumah tangga berbahan plastik ini, tak terlihat keluar rumah sama sekali. Meski korban dikenal tertutup dan pendiam, namun warga cukup hafal dengan sosoknya.

"Sudah seminggu terakhir ini orangnya ndak pernah kelihatan. Saya kira pulang ke rumahnya di Sukolilo (Kecamatan Tuban). Berkali-kali saya hubungi ponselnya tidak diangkat tapi aktif," terang Ngatiman (48) pemilik kontrakan.

Dia pula orang pertama yang mengetahui kejadian tersebut. Ngatiman terpaksa membuka pintu menggunakan kunci ganda yang dia simpan sebagai serep. Hal itu dilakukan setelah dirinya berkali-kali mendapat komplain dari warga yang menduga bau busuk tersebut berasal dari rumah yang dikonrak korban.

Aroma tak sedap tersebut sudah dikeluhkan warga setempat selama lima hari terakhir. Warga tak menduga sama sekali jika bau busuk yang menyebar beberapa hari itu ternyata berasal dari bangkai manusia.

Semula warga menduga bau busuk itu berasal dari semak perdu di belakang rumah yang ditinggali korban. Mengingat aroma busuk tersebut baru terendus hidung ketika angin sepoi berembus.

"Kerjanya berjualan kebutuhan rumah tangga. Berangkat pagi pulangnya sore. Pulang-pulang langsung istirahat. Orangnya agak tertutup," terang Ngatiman.

Sementara hasil olah visum luar yang dilakukan, korban diperkirakan meninggal sudah sekitar tiga minggu. Kesimpulan tersebut berdasar penglihatan kasat mata dari sebagian besar jasad korban tinggal menyisakan kerangka. Sehingga sulit untuk diketahui penyebab meninggalnya secara pasti.

"Dugaan sementara yang kami dapat, korban semasa hidup diketahui mengidap diabetes kronis. Untuk penyebab pastinya masih dilakukan visum," jelas Kapolsek Semanding, AKP Desis Susilo, terpisah.

Guna memastikan penyebab meninggalnya korban, jasadnya dirujuk ke RSUD Koesma Tuban untuk dilakukan visum secara mendetail. []

AHMAD AKA