Sedikitnya 30 pemandu lagu karaoke atau lebih populer dengan sebutaan purel di Tuban dan Bojonegoro menggelar tahlil spesial.

sripari.com | tuban-Acara tak biasa ini digelar di kawasan ring 1 sumur minyak Kabupaten Tuban belahan selatan, sebagai media mendoakan nasib sesama pemandu lagu.

Sebut saja layang-layang hitam putih, yang tewas dalam insiden jalan raya Tuban-Bojonegoro
atau persisnya depan Kantor KUA Kecamatan Rengel, sepekan silam.

Tahlil yang digelar Senin (12/09/2022) malam kemarin, menutup rangkaian lantuan doa atau hari ke tujuh kematian layang-layang hitam putih, wanita asal Majalengka Jawa Barat.

Tahlil dengan jamaah full pemandu lagu ini dipimpin kiai kharismatik setempat. Seluruh
biaya tahlilan ini murni ditanggung dari donasi pemandu lagu yang bekerja di Tuban dan Bojonegoro.

"Rencananya tahlilan ini akan kami gelar sampai 100 harinya layang-layang," ungkap seorang pemandu lagu asal Jawa Tengah yang semasa hidupnya cukup dekat dengan layang-layang hitam putih.

Dia mengatakan, sebuatan layang-layang untuk si korban tak ubahnya siklus kehidupan yang penuh dengan persaingan dan tidak pernah mengenal belas kasihan.

Sebagai sesama pemandu lagu, panggung sebagai arena mencari nafkah adalah persaingan yang tak bisa dihindari. Tapi, ketika pesta di atas panggung usai dan lampu-lampu dimatikan, mereka kembali ke dunia nyata dan saling membutuhkan.

"Mungkin seperrti layang-layang, ya. Musuh di udara sahabat di darat," timpal seorang pemandu lagu bertato pokemon di balik punggung tangannya, getir. []

M ZAINUDDIN