» Website: https://www.sripari.com » Email: redaksi.sripari@gmail.com » Alamat: Redaksi Tuban: Jalan Raya Logawe nomor 359 Rengel 62371, CP/WA: 082231041229. Redaksi Surabaya: Jalan Kebonsari Raya nomor 26,CP/WA: 082333695757. » Telepon: .

■ Ipari

Tips: Cara Ampuh Membasmi Tikus Sawah sampai Akar-akarnya
26 Oktober 2016 | Ipari | Dibaca 11988 kali

TERESTRIAL: Skema lubang sarang tikus di dalam pematang sawah.

Tikus sawah termasuk hewan mengerat terestrial. Salah satu ciri khasnya adalah membuat lubang sarang di dalam tanah sebagai tempat tinggal dan berkembang biak. Oleh karena itu, fumigasi atau pengemposan sangat cocok digunakan untuk membuat kematian tikus selama di dalam lubang sarangnya tersebut.

 

SRIPARI.COM-Salah satu metode pengendalian tikus sawah yang mudah, murah tapi ampuh, bisa dilakukan oleh semua petani secara individu adalah pengemposan lubang aktif tikus sawah. Fumigasi terbukti efektif membunuh tikus sawah beserta anak-anaknya di dalam lubang sarang. Lubang aktif adalah lubang yang dihuni tikus sawah.

Disamping itu, metode ini juga terjangkau petani, baik alat pengemposan maupun bahan untuk membuat asap racunnya.Pada prinsipnya, fumigasi adalah mengubah komposisi udara dengan zat atau senyawa racun pernafasan. Hewan sasaran pengendalian akan mati akibat terkena dampak racun inhalasi tersebut.

Fumigator yang ekonomis dan telah banyak dipakai oleh petani pantura, khususnya di wilayah Jawa Barat, berupa tabung untuk membakar jerami kering yang diberi serbuk belerang dan dilengkapi kipas khusus untuk meniupkan asap racun ke dalam lubang sarang tikus.

Untuk itu diperlukan alat khusus berupa fumigator atau emposan tikus untuk meniupkan racun pernafasan. Fumigan atau bahan yang digunakan untuk menghasilkan asap racun adalah serbuk belerang. Pada umumnya, racun dibuat dengan membakar serbuk tersebut sehingga menghasilkan asap racun belerang dioksida (SO2).

Fumigasi bisa dilakukan kapan saja apabila dijumpai lubang aktif tikus, yang biasa ada di tanggul-tanggul saluran irigasi, tanggul jalan sawah, pematang besar, hingga pekarangan yang berbatasan dengan sawah.

Setelah fumigasi dilakukan, sebaiknya lubang tikus ditutup dengan lumpur basah agar tikus tidak keluar sehingga mati beserta anak-anaknya di dalam lubang sarangnya; infrastruktur pertanian seperti tanggul irigasi, tanggul jalan, pematang, jalan sawah dan lainnya tidak rusak karena digali.

Lalu, agar tikus lain yang datang belakangan, tidak memanfaatkan lubang sarang yang pernah ada sebagai tempat tingggalnya. Hal tersebut menguntungkan karena tikus tidak nyaman di lahan sehingga mencari alternatif tempat lainnya.

Terakhir, bangkai tikus yang telah mati di lubang sarang dapat sekaligus terkubur sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Lubang aktif adalah lubang yang dihuni tikus sawah.

Dari luar, lubang aktif hanya terlihat sebagai bulatan berdiameter 6-8cm padahal di dalam tanah lubang tersebut merupakan lorong yang panjang dengan percabangan dan ruangan membesar untuk melahirkan dan menempatkan anak-anaknya saat induk betina melahirkan.

Oleh karena konstruksi yang demikian, hanya gas beracun saja yang paling efektif untuk membunuh tikus di dalam lubang sarangnya tanpa perlu membongkarnya.

Pada saat tikus sawah berkembang biak, yang bertepatan dengan stadia padi generatif (bunting hingga menjelang panen), induk tikus akan menutup mulut lubang sarangnya dari dalam. Oleh karena itu, sebelum difumigasi sebaiknya lubang aktif dibuka dulu dengan cangkul baru kemudian di fumigasi.

Saat ini, peteliti di Laboratorium Tikus Balai Besar Penelitian Tanaman Padi mengembangkan briket fumigan siap pakai berbahan sekam padi. Bahan limbah tersebut terbukti mampu menimbulkan kematian tikus uji setara dengan fumigan jerami kering yang diberi serbuk belerang. Informasi lebih lanjut balai besar penelitian tanaman padi. []

BALITBANG PERTANIAN KEMENTAN

 

Setelah Fumigasi Dilakukan

> Sebaiknya lubang tikus ditutup dengan lumpur basah agar tikus tidak keluar sehingga mati beserta anak-anaknya di dalam lubang sarangnya.

> Infrastruktur pertanian seperti tanggul irigasi, tanggul jalan, pematang, jalan sawah dll tidak rusak karena digali. Pada umumnya, petani yang melakukan fumigasi tidak membenahi (menimbun dan menutup) kembali lubang sarang tikus yang telah digalinya.

> Agar tikus lain yang datang belakangan, tidak memanfaatkan lubang sarang yang pernah ada sebagai tempat tingggalnya.Hal tersebut menguntungkan karena tikus tidak nyaman di lahan sehingga mencari alternatif tempat lainnya.

> Tikus dan anak anaknya yang mati di dalam lubang sarang juga skalian langsung dikubur sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.